ini termasuk dalam kumpulan makalah ku...
KONSEP DASAR MANAJEMEN STRATEGIS
Pengertian Strategi
Definisi
strategi adalah cara untuk mencapai tujuan jangka panjang. Strategi bisnis bisa
berupa perluasan geografis, diversifikasi, akusisi, pengembangan product, penetrasi pasar, rasionalisasi
karyawan, divestasi, likuidasi dan joint venture (David, p.15, 2004).
Pengertian
strategi adalah Rencana yang disatukan, luas dan berintegrasi yang
menghubungkan keunggulan strategis perusahaan dengan tantangan lingkungan, yang
dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama dari perusahaan dapat dicapai
melalui pelaksanaan yang tepat oleh organisasi (Glueck dan Jauch, p.9, 1989).
Griffin (2000) mendefinisikan strategi sebagai rencana komprehensif untuk
mencapai tujuan organisasi (Strategy is a comprehensive plan for
accomplishing an organization’s goals). Tidak hanya sekedar mencapai akan
tetapi strategi juga dimaksudkan untuk mempertahankan keberlangsungan
organisasi di lingkungan dimana organisasi tersebut menjalankan aktivitasnya.
Dalam buku Pengantar
Manajemen Strategik Kontemporer, Strategik di Tengah Operasional J. Hutabarat dan M. Huseini, dikatakan bahwa:
Dalam bidang manajemen, definisi mengenai
strategi cukup beragam dan bervariasi dari beberapa ahli dan pengarangnya.
Gerry Johnson dan Kevan Scholes (dalam buku “Exploring Corporate Strategy”) misalnya
mendefinisikan strategi sebagai arah dan cakupan jangka panjang organisasi
untuk mendapatkan keunggulan melalui konfigurasi sumber daya alam dan
lingkungan yang berubah untuk mencapai kebutuhan pasar dan memenuhi harapan
pihak yang berkepentingan (stakeholder).
Henry Mintzberg mendefinisikan strategi
sebagai 5P, yaitu: strategi sebagai PERSPECTIF, strategi sebagai POSISI,
strategi sebagai PERENCANAAN, strategi sebagai POLA kegiatan, dan strategi
sebagai “PENIPUAN” (Ploy) yaitu muslihat rahasia. Sebagai Perspektif, di mana
strategi dalam membentuk misi, misi menggambarkan perspektif kepada semua
aktivitas. Sebagai Posisi, di mana dicari pilihan untuk bersaing. Sebagai
Perencanaan, dalam hal strategi menentukan tujuan performansi perusahaan.
Sebagai Pola kegiatan, di mana dalam strategi dibentuk suatu pola, yaitu umpan
balik dan penyesuaian.
Dari berbagai pengertian dan definisi
mengenai strategi, secara umum dapat didefinisikan bahwa strategi itu adalah
rencana tentang serangkaian manuver, yang mencakup seluruh elemen yang kasat
mata maupun yang tak-kasat mata, untuk menjamin keberhasilan mencapai tujuan.
Pengertian
strategi secara umum dan khusus sebagai berikut:
1.
Pengertian Umum
Strategi adalah proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang
berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara
atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai.
2.
Pengertian khusus
Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental
(senantiasa meningkat) dan terus-menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut
pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Dengan
demikian, strategi hampir selalu dimulai dari apa yang dapat terjadi dan bukan
dimulai dari apa yang terjadi. Terjadinya kecepatan inovasi pasar yang baru dan
perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi inti (core competencies).
Perusahaan perlu mencari kompetensi inti di dalam bisnis yang dilakukan.
Komponen Strategi
Secara
umum suatu strategi memiliki komponen-komponen yang senantiasa dipertimbangkan
dalam menentukan strategi yang akan dilaksanakan, yaitu:
1.
Kompetensi yang Berbeda (distinctive
competence)
Yaitu sesuatu yang dimiliki organisasi dimana organisasi
melakukannya dengan baik dibanding dengan organisasi lainnya. Dengan kata lain
kelebihan organisasi dibandingkan dengan organisasi lainnya.
2.
Ruang Lingkup
Yaitu lingkungan dimana organisasi tersebut beraktivitas (lokal,
regional, nasional atau internasional).
3.
Distribusi Sumberdaya
Yaitu bagaimana suatu organisasi memanfaatkan dan mendistribusikan
sumberdaya yang dimilikinya dalam menerapkan strategi organisasi.
Tingkatan Strategi
Menurut
Griffin (2000) secara umum strategi dilihat dari tingkatannya dapat dibagi
menjadi dua jenis, yaitu:
1.
Strategi pada tingkat perusahaan (corporate-level
strategy)
Strategy ini dirumuskan terkait dengan persaingan antar
perusahaan/organisasi dalam sektor bisnis yang dijalankan secara keseluruhan.
2.
Strategi pada tingkat bisnis (business-level
strategy)
Strategi ini dirumuskan sebagai alternatif strategi yang dilakukan
perusahaan /organisasi sehubungan dengan persaingan bisnis yang dijalankannya
pada beberapa jenis bisnis yang diperdagangkan. Berbeda dengan Griffin pendapat
Stoner, Freeman, dan Gilbert (1995) menambahkan kedua jenis strategi tadi
dengan tingkatan ketiga yaitu Strategi pada tingkat fungsional.
3.
Strategi pada tingkat fungsional (functional-level
strategy)
Strategi ini dirumuskan oleh unit fungsional (bidang marketing,
SDM, Keuangan, atau operasional) terkait dengan persaingan antar
perusahaan/organisasi.
Dengan merujuk pada pandangan Dan
Schendel dan Charles Hofer, Higgins (1985) menjelaskan adanya empat tingkatan
strategi.
Keseluruhannya disebut Master
Strategy, yaitu: enterprise strategy, corporate strategy, business
strategy dan functional strategy.
1.
Enterprise
Strategy
Strategi ini
berkaitan dengan respons masyarakat. Setiap organisasi mempunyai hubungan
dengan masyarakat. Masyarakat adalah kelompok yang berada di luar organisasi
yang tidak dapat dikontrol. Di dalam masyarakat yang tidak terkendali itu, ada
pemerintah dan berbagai kelompok lain seperti kelompok penekan, kelompok
politik dan kelompok sosial lainnya. Jadi dalam strategi enterprise terlihat
relasi antara organisasi dan masyarakat luar, sejauh interaksi itu akan
dilakukan sehingga dapat menguntungkan organisasi. Strategi itu juga
menampakkan bahwa organisasi sungguh-sungguh bekerja dan berusaha untuk memberi
pelayanan yang baik terhadap tuntutan dan kebutuhan masyarakat.
2.
Corporate
Strategy
Strategi ini berkaitan dengan
misi organisasi, sehingga sering disebut Grand Strategy yang meliputi bidang
yang digeluti oleh suatu organisasi. Pertanyaan apa yang menjadi bisnis atau
urusan kita dan bagaimana kita mengendalikan bisnis itu, tidak semata-mata
untuk dijawab oleh organisasi bisnis, tetapi juga oleh setiap organisasi
pemerintahan dan organisasi nonprofit. Apakah misi universitas yang utama?
Apakah misi yayasan ini, yayasan itu, apakah misi lembaga ini, lembaga itu?
Apakah misi utama direktorat jenderal ini, direktorat jenderal itu? Apakah misi
badan ini, badan itu? Begitu seterusnya.
Jawaban terhadap
pertanyaan-pertanyaan itu sangat penting dan kalau keliru dijawab bisa fatal.
Misalnya, kalau jawaban terhadap misi universitas ialah terjun kedalam dunia
bisnis agar menjadi kaya maka akibatnya bisa menjadi buruk, baik terhadap anak
didiknya, terhadap pemerintah, maupun terhadap bangsa dan negaranya. Bagaimana
misi itu dijalankan juga penting. Ini memerlukan keputusan-keputusan stratejik
dan perencanaan stratejik yang selayaknya juga disiapkan oleh setiap
organisasi.
3.
Business
Strategy
Strategi
pada tingkat ini menjabarkan bagaimana merebut pasaran di tengah masyarakat.
Bagaimana menempatkan organisasi di hati para penguasa, para pengusaha, para
donor dan sebagainya. Semua itu dimaksudkan untuk dapat memperoleh keuntungan-keuntungan
stratejik yang sekaligus mampu menunjang berkembangnya organisasi ke tingkat
yang lebih baik.
4.
Functional
Strategy
Strategi ini
merupakan strategi pendukung dan untuk menunjang suksesnya strategi lain. Ada
tiga jenis strategi functional yaitu:
·
Strategi
functional ekonomi yaitu mencakup fungsi-fungsi yang memungkinkan organisasi
hidup sebagai satu kesatuan ekonomi yang sehat, antara lain yang berkaitan
dengan keuangan, pemasaran, sumber daya, penelitian dan pengembangan.
·
Strategi
functional manajemen, mencakup fungsi-fungsi
manajemen yaitu planning, organizing, implementating, controlling, staffing,
leading, motivating, communicating, decision making, representing, dan
integrating.
·
Strategi isu
stratejik, fungsi utamanya ialah mengontrol lingkungan, baik situasi lingkungan
yang sudah diketahui maupun situasi yang belum diketahui atau yang selalu
berubah (J. Salusu, p 101, 1996).
Tingkatan strategi itu merupakan
kesatuan yang bulat dan menjadi isyarat bagi setiap pengambil keputusan
tertinggi bahwa mengelola organisasi tidak boleh dilihat dari sudut kerapian
administratif semata, tetapi juga hendaknya memperhitungkan soal “kesehatan”
organisasi dari sudut ekonomi (J. Salusu, p 104, 1996).
Jenis Strategi
Banyak organisasi menjalankan dua
strategi atau lebih secara bersamaan, namun strategi kombinasi dapat sangat
beresiko jika dijalankan terlalu jauh. Di perusahaan yang besar dan
terdiversifikasi, strategi kombinasi biasanya digunakan ketika divisi-divisi
yang berlainan menjalankan strategi yang berbeda. Juga, organisasi yang
berjuang untuk tetap hidup mungkin menggunakan gabungan dari sejumlah strategi
defensif, seperti divestasi, likuidasi, dan rasionalisasi biaya secara
bersamaan.
Jenis-jenis strategi adalah
sebagai berikut:
1. Strategi Integrasi
Integrasi ke
depan, integrasi ke belakang, integrasi horizontal kadang semuanya disebut
sebagai integrasi vertikal. Strategi integrasi vertikal memungkinkan perusahaan
dapat mengendalikan para distributor, pemasok, dan / atau pesaing.
2. Strategi Intensif
Penetrasi
pasar, dan pengembangan produk kadang disebut sebagai strategi intensif
karena semuanya memerlukan usaha-usaha intensif jika posisi persaingan perusahaan dengan produk yang ada hendak ditingkatkan.
karena semuanya memerlukan usaha-usaha intensif jika posisi persaingan perusahaan dengan produk yang ada hendak ditingkatkan.
3. Strategi Diversifikasi
Terdapat
tiga jenis strategi diversifikasi, yaitu diversifikasi konsentrik, horizontal,
dan konglomerat. Menambah produk atau jasa baru, namun masih terkait biasanya
disebut diversifikasi konsentrik. Menambah produk atau jasa baru yang tidak
terkait untuk pelanggan yang sudah ada disebut diversifikasi horizontal.
Menambah produk atau jasa baru yang
tidak disebut diversifikasi konglomerat.
4. Strategi Defensif
Disamping
strategi integrative, intensif, dan diversifikasi, organisasi juga dapat
menjalankan strategi rasionalisasi biaya, divestasi, atau likuidasi.
Rasionalisasi
Biaya, terjadi ketika suatu organisasi melakukan restrukturisasi melalui
penghematan biaya dan aset untuk meningkatkan kembali penjualan dan laba yang
sedang menurun. Kadang disebut sebagai strategi berbalik (turnaround)
atau reorganisasi, rasionalisasi biaya dirancang untuk memperkuat kompetensi
pembeda dasar organisasi. Selama proses rasionalisasi biaya, perencana
strategi bekerja dengan sumber daya terbatas dan menghadapi tekanan dari para
pemegang saham, karyawan dan media.
Divestasi
adalah menjual suatu divisi atau bagian dari organisasi. Divestasi sering
digunakan untuk meningkatkan modal yang selanjutnya akan digunakan untuk
akusisi atau investasi strategis lebih lanjut. Divestasi dapat menjadi bagian
dari strategi rasionalisasi biaya menyeluruh untuk melepaskan organisasi dari
bisnis yang tidak menguntungkan, yang memerlukan modal terlalu besar, atau
tidak cocok dengan aktivitas lainnya dalam perusahaan. Likuidasi adalah menjual
semua aset sebuah perusahaan secara bertahap sesuai nilai nyata aset tersebut.
Likuidasi merupakan pengakuan kekalahan dan akibatnya bisa merupakan strategi
yang secara emosional sulit dilakukan. Namun, barangkali lebih baik berhenti
beroperasi daripada terus menderita kerugian dalam jumlah besar.
5. Strategi Umum Michael Porter Menurut Porter, ada tiga landasan
strategi yang dapat membantu organisasi memperoleh keunggulan kompetitif, yaitu
keunggulan biaya, diferensiasi, dan fokus. Porter menamakan ketiganya strategi
umum.
Keunggulan
biaya menekankan pada pembuatan produk standar dengan biaya per unit sangat
rendah untuk konsumen yang peka terhadap perubahan harga. Diferensiasi adalah
strategi dengan tujuan membuat produk dan menyediakan jasa yang dianggap unik
di seluruh industri dan ditujukan kepada konsumen yang relatif tidak terlalu
peduli terhadap perubahan harga. Fokus berarti membuat produk dan menyediakan
jasa yang memenuhi keperluan sejumlah kelompok kecil konsumen. (David, p.231,
2004)
PROSES MANAJEMEN STRATEGIS
Penyusunan Strategi
Proses
penyusunan strategi pada dasarnya terdiri dari 3 fase, yaitu:
1.
Penilaian Keperluan Penyusunan
Strategi
Salah satu cara untuk menilai perlu tidaknya sebuah strategi baru
adalah dengan menilai strategi yang sedang dijalankan, baik buruknya, serta
hasil yang diperoleh perusahaan/organisasi dengan penggunaan strategi tersebut.
Inersia dalam persaingan (inertia of competition) adalah
suatu kondisi dimana para anggota dalam organisasi sudah merasa puas dengan
keadaan yang dialami perusahaan/organisasi sehingga merasa tidak perlu untuk
melakukan perubahan strategi.
2.
Analisis Situasi
Pada tahap ini perusahaan/organisasi perlu melakukan analisis
mengenai kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan. Pendekatan yang paling
populer adalah dengan analisa SWOT (strength, weakness, opportunities,
threat).
3.
Pemilihan Strategi
Setelah melakukan analisis SWOT maka perusahaan/organisasi
menentukan alternatif strategi. Pada dasarnya alternatif strategi terbagi ke
dalam 3 bagian, yaitu:
· Strategi
menyerang atau agresif (aggresive or offensive strategy)
· Strategi
yang menghindari resiko yaitu strategi bertahan (defensive strategy)
·
Strategi yang memadukan dengan
cara mengambil dan menghindari resiko, yaitu berada di tengah-tengah (turn-around
strategy).
Perumusan
strategi merupakan proses penyusunan langkah-langkah ke depan yang dimaksudkan
untuk membangun visi dan misi organisasi, menetapkan tujuan strategis dan
keuangan perusahaan, serta merancang strategi untuk mencapai tujuan tersebut
dalam rangka menyediakan customer value terbaik.
Beberapa
langkah yang perlu dilakukan perusahaan dalam merumuskan strategi, yaitu:
1.
Mengidentifikasi lingkungan yang
akan dimasuki oleh perusahaan di masa depan dan menentukan misi perusahaan
untuk mencapai visi yang dicita-citakan dalam lingkungan tersebut.
2.
Melakukan analisis lingkungan
internal dan eksternal untuk mengukur kekuatan dan kelemahan serta peluang dan
ancaman yang akan dihadapi oleh perusahaan dalam menjalankan misinya.
3.
Merumuskan faktor-faktor ukuran
keberhasilan (key success factors) dari strategi-strategi yang dirancang
berdasarkan analisis sebelumnya.
4.
Menentukan tujuan dan target
terukur, mengevaluasi berbagai alternatif strategi dengan mempertimbangkan
sumberdaya yang dimiliki dan kondisi eksternal yang dihadapi.
Memilih
strategi yang paling sesuai untuk mencapai tujuan jangka pendek dan jangka
panjang. (Hariadi, 2005).
makasih atas artikelnya gan...ijin saya ambil buat mengerjakn tugas gan
BalasHapusmantab
BalasHapusgan, kalau boleh tau kuliahnya dimana ya,soalnya untuk tugas gan
BalasHapus